CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 06 Agustus 2008

CERPEN

CINTA BUKAN PERKARA GEMUK ATAU LANGSING

"Kenapa sekarang kamu gemuk banget?" tanya Rudi saat melihat perubahan pada bentuk tubuh Kezia yang begitu drastis.
"Ehm... ehm... ak-aku tidak tahu kenapa. Mungkin karena liburan semester panjang dan aku tidak ada kerjaan." Kezia beralasan.
"Kok bisa? Dulu-dulu, kamu tidak pernah kayak begini. Memang ada apa dengan kamu?" tanya Rudi heran.
"Kan aku sudah bilang, aku tidak tahu. Manusia kan bisa berubah sewaktu-waktu. Betul, kan?" ujar Kezia berbohong.
"Oh, begitu....aku mengerti." Rudi hanya bisa pasrah dan tak bisa mengorek-ngorek lagi lebih dalam.
"Kenapa kamu ajak aku ke sini? Bukannya kamu sudah tidak mau ketemu sama aku?"
"Memangnya tidak boleh, ya? Aku cuma kangen."
Deg-deg-deg....
Jantung gadis itu berdetak lebih kencang meskipun hanya berselang beberapa detik. Mukanya merah padam, terdiam dengan hati tak menentu. Seakan tak percaya atas pendengarannya sendiri. Seakan menyangsikan hadirnya sosok tampan yang telah mengucapkan kalimat manis tadi, sungguh pun ia nyata berada di hadapannya kini. Sosok yang yang sampai detik ini masih dinantikannya itu.
Tak percuma hari itu ia berdandan dengan sangat cantik dan modis. Namun sayangnya....
Ya, itu tadi!
Disesalinya perubahan badannya yang sekarang agak melar. Namun begitu, tak disadarinya, sesungguhnya kecantikan di wajah seorang Kezia masih terpancar apalagi kalau ia tersenyum. Tidak terhalangi oleh badannya yang kini agak gemuk. Setidaknya tidak sampai melebihi obesitas dan sejenisnya.
"Masa? Kangen? Bukannya kamu sudah lupa sama aku dan menghilang begitu saja? Kamu sudah jadian sama Jenny sekarang, kan?" tanya Kezia dalam nada menginterogasai.
"Aku sudah tidak sama dia lagi. Dia sudah mengkhianati aku. Mungkin aku kena karma. Aku jadi sadar kalau aku dulu sudah jahat banget sama kamu!" Rudi mencoba meraih tangan Kezia, tetapi gadis itu berusaha menghindar. "Kenapa? Kamu sudah lupakan aku selama ini? Sudah tidak ada perasaan sayang lagi?"
"Bukan begitu!" elak Kezia.
"Tapi, kenapa?" tuntut Rudi.
"Aku sudah tidak bisa percaya lagi sama kamu. Dan ditambah lagi, aku belum siap!"
"Belum siap kenapa? Aku maklum kalau kamu belum bisa percaya sama aku. Tapi belum siap karena apa?"
"Karena aku sekarang gemuk! Aku tidak pantas bersanding di samping kamu!"
"Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, Kez. Asal kamu janji untuk menguruskan badan, diet, atau apalah namanya. Jadinya kamu juga yang cantik, kan? Pokoknya, aku tetap sayang sama kamu."
"Apa benar? Kamu pasti bohong! Jangan kamu sakitI hati aku lagi! Please!"
"Iya, aku janji!"
Di cafe itulah Rudi dan Kezia kembali merajut hubungan percintaan mereka kembali. Kezia seolah-olah melupakan begitu saja perbuatan Rudi yang 'mendepak'nya karena kegemukan. Ia berselingkuh dengan gadis lain yang bertubuh langsing, Jenny. Namun sekarang cowok itu datang, dan kembali mengumbar kalimat gombal yang lebih dahsyat dari 'rayuan pulau kelapa'. Sehingga seorang Kezia dapat dibuainya hanya dengan sebaris kalimat maaf. Kali ini emosi dan ruapan amarah hati Kezia meluyak menjadi rindu dan sayang. Terhadap pemuda yang pernah mencampaknya begitu saja. Dan pemuda bernama Rudi itu berjanji dengan sungguh-sungguh akan menjaga Kezia dengan baik. Serta melunakkan standar pasangan yang diinginkannya, yaitu harus berbadan langsing.

***

Kezia menangis bahagia di atas tempat tidurnya. Di dalam kamar tidur yang bernuansa merah-jambu serta terdapat banyak hiasan bunga dan boneka. Rupanya, doa yang telah dihaturkan selama delapan bulan terakhir ini didengar oleh Tuhan. Rudi kembali lagi ke pelukannya. Tak percuma ia tetap setia dan menutup hatinya terhadap pemuda manapun yang mencoba mendekatinya.
Tok-tok-tok....
"Kezia, sudah malam. Ayo turun makan malam!" seru Mama sambil mengetuk pintu.
"Ehm... Kezia tidak lapar, Ma! Tadi juga sudah makan."
"Ah, yang benar? Ya sudah, tapi jangan bohong, ya?"
"Iya."
Rasa lapar Kezia hilang begitu saja tertutup oleh kebahagiaan. Padahal, sedari tadi ia hanya makan sereal di pagi hari dan minum jus mangga di cafe tadi bersama Rudi. Keinginan untuk diet tiba-tiba muncul mengikrar di dalam angannya. Ia jelas tidak ingin mengecewakan Rudi yang begitu tampan.

Kez, cinta itu platonis! Ia tidak berpamrih. Ia mau menerima kamu apa adanya! Jadi, untuk apa kamu menyiksa diri berlapar-lapar begitu? Jadinya, kamu bisa jatuh sakit lagi!

Suara hatinya muncul begitu saja begitu ia menutup mata sebentar. Tak diindahkannya suara batinnya tersebut, dan meneguhkan tekadnya untuk tetap berdiet keras supaya menjadi langsing. Tidak ada salahnya kan mempunyai tubuh langsing seperti dulu? Lagian, kan lebih sehat! begitu dalihnya dalam hati. Sesaat kemudian, lambungnya mulai mengeriut keroncongan, dan itu merupakan sirine kalau ia harus makan. Namun ia hanya menahan lapar dengan rasa sakit yang luar biasa.
Di dalam 'penyiksaan diri', ia bangkit dari tidurnya. Meraih buku hariannya di laci meja belajarnya. Dibukanya lagi buku hariannya yang bersampul putih bergambar piano dengan tuts-tuts khas hitam dan putihnya. Begitu dibuka, selembar kartu ucapan dari Olive, sahabatnya, terjatuh. Kartu ucapan yang berisi kata-kata bijak:

'Jangan pernah lagi menyentuh bagian lama dalam kehidupanmu yang telah membuatmu sedih, bingung dan menangis. Itu bukanlah kebahagiaan. Kebahagiaan itu pasti akan membuatmu bertumbuh dan tidak berkutat jatuh bangun di dalam lubang yang sama.'

Kezia teringat lagi kata-kata penghibur yang pernah dilontarkan sahabatnya itu
"Lupakan Rudi, Kez. Kalau dia memang cinta sama kamu, dia pasti menerima kamu apa adanya. Dia bisa menerima kehadiran kamu utuh sebagai seorang kekasih, bukan dari bentuk fisik. Bukan dari tubuh langsing atau gemuk, ringkih atau gembrot. Tapi murni berlandaskan hati."
Mengingat kalimat itu, airmata Kezia menitik. Tangannya refleks membuka lembar demi lembar buku hariannya itu. Ada begitu banyak tulisan yang menggambarkan hatinya yang patah dan retak karena Rudi. Rudi yang lebih memilih Jenny hanya lantaran perkara sepele. Langsing! Dalam intuisinya pula, Kezia merasa Jenny itu lebih cantik, pintar, kaya dan lebih segalanya darinya. Dilema pun muncul karena ia baru saja menyentuh masa lalu itu kembali, dan menerima meskipun pernah demikian menyakitkannya. Padahal, ia sudah berjanji kepada Olive untuk melupakan Rudi. Sebab ia sadar, sudah begitu banyak segi kehidupannya yang berantakan gara-gara Rudi. IPK-nya turun drastis. Badannya yang bertambah gemuk tak terkontrol karena stres. Hubungan dengan keluarga dan teman-temannya yang semakin renggang karena keegoisan Rudi yang melarangnya terlampau bergaul dengan kawan-kawan lamanya.
Sekarang, mestikah ditepisnya janjinya kepada Olive untuk memulai segalanya dengan hari yang baru, dan tak terkungkung oleh wajah tampan Rudi?
"Jangan musuhi makanan, Kezia! Makanan bukan musuhmu. Makanan adalah sahabat kita. Dia menopang hidup kita, menjadi darah dan daging bagi fisik kita. Musuhmu adalah dirimu sendiri, yang tidak dapat melupakan masa lalu."
Kezia tersedu. Olive memang sedang tidak berada di hadapannya. Olive sedang tidak memarahi, terlebih-lebih menghakiminya. Tetapi ia merasa menjadi seorang pidana mati yang dilematis.
Ah, cinta itu memang telah membutakan nuraninya.

***

Seminggu kemudian....
Diet ketat yang telah dilakukan Kezia rupanya cukup berhasil. Bobotnya turun dari 65 kg menjadi 62 kg. Senyum bahagia tampak jelas di wajahnya. Celana pensil yang tadinya agak sempit kini sedikit lebih longgar. Ia juga menyiapkan kue nastar buatannya sendiri untuk dibawakan ke rumah Rudi. Kezia memang ahli dalam hal memasak dan membuat kue. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa tubuhnya gemuk karena ia harus mencoba masakan dan kue-kue yang dibuatnya sendiri.
"Tante, Rudi-nya ada?" tanya Kezia pada Mamanya Rudi.
"Kezia? Oh, Rudi-nya lagi pergi sama Natasya."
"Natasya siapa, Tante? Temannya Rudi, ya?"
"Rudi belum kasih tahu kamu, ya? Mereka berdua kan sudah mau tunangan! Mereka lagi pergi ke toko emas pesan cincin," ujar Mamanya Rudi sambil tersenyum.
DUAARRRRRT!
Kezia merasakan gemuruh berdentam di atas kepalanya. Ia lunglai dan tubuhnya melimbung seketika. Ditahannya sekuat mungkin airmata yang meruap di pelupuk matanya dengan kerongkongan memerih. Toples kue nastar yang akan diserahkannya pada Rudi terjatuh, dan isinya terburai berantakan. Kezia tidak menjawab apapun dan langsung meninggalkan tempat kejadian. Tangisnya meledak, tak mampu dibendungnya lagi.
"Kezia, kamu tidak apa-apa?" tanya Mamanya Rudi prihatin, separo berteriak dan berusaha mengejar Kezia yang sudah membuka pintu mobilnya.

***

Buku harian tempat pencurahan hatinya itu kembali terisi....

'Aku hanya budak cinta yang gemuk. Pacarku pergi meninggalkan aku karena aku gemuk. Padahal, gemuk itu alamiah dan merupakan proses pertumbuhan yang tak dapat aku elakkan. Namun, ia tidak bisa menerimanya. Percuma saja aku hidup karena kalaupun aku kurus, aku tidak bisa meraihnya kembali. Selamat tinggal!'

Dengan wajah sembab dan berurai airmata, Kezia mengambil sebilah pisau silet dari toilet. Diletakkannya mata pisau silet di atas pergelangan tangan kirinya. Bermaksud memotong urat nadi yang mengalirkan darah di sana. Dan baru saja ia hendak mengiris urat nadinya, tiba-tiba Olive masuk mementangkan pintu kamarnya.... ©


Dikutip dari : www.cafenovel.com

PUISI & CERPEN

KUPU - KUPU KESIANGAN
Jangan tanya alasanku
karena aku tak punya
Pada siapa kesetiaan kusematkan?
Pada dia?
Pada kau?
Pada cinta?
Mungkin ya, karena kata orang
kesetiaan bergandengan dengan cinta....

Kupu-kupu itu terbang tinggi dalam perutku
Kupu-kupu kesiangan yang terlambat datang tanpa izin
Kepak sayapnya lembut membius
Antara sadar dan tiada....

Kepak ke bawah
pengkhianat nakal
Kepak ke atas
jujur pada diri
terus begitu....


"Usir saja...!"
"Jangan... sayapnya indah sekali."
"Tetapi tipis dan tajam...
lihat ada luka...
sepertinya itu dosa...."
"... aku baru tahu merah dosa itu manis."

Jangan tanya mana kekuatanku
karena aku tak punya
Aku tak tahu hingga kapan
kupu-kupu kesiangan itu akan tinggal
Mungkin sebentar saja
Mungkin sayapnya akan berubah warna
Mungkin kepaknya bertambah dahsyat
mana aku tahu....

Yang aku mau
Jika memang tetes merah itu luka
Biar aku saja yang punya
Jangan dia
Jangan juga kau....

Dikutip dari : www.cafenovel.com

Sabtu, 26 Juli 2008

Tugas Pak Moko ( Sub 1.1)

Sub 1.1
Sejarah perkembangan dan teknologi tv
Sebelum saya lebih jauh lagi menulis perkembangan dunia televisi, maka alangkah baiknya jika blog ini juga saya isi dengan tulisan tentang sejarah penemuan dan inovasi televisi di dunia. Saya menyusun bahan ini dari berbagai sumber, termasuk Wikipedia.

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

1876 - George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.

1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis.

1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung.

1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.

1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

1923 - Vladimir Kozma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Ia meninggal karena usia tua pada 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982).

1939 - tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.

1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1956 - Robert Adler kelahiran Amerika Serikat bersama rekannya Eugene Polley, menemukan remote control televisi. Walaupun bukan televisinya, tetapi penemuannya menjadi sangat penting bagi teknologi televisi. Dia meninggal dalam usia 93 tahun. Penerima penghargaan Emmy tahun 1997 karena penemuannya itu mendapatkan lebih dari 180 paten Amerika selama karir 58 tahunnya. Menurut istrinya, pengendali jarak jauh televisi itu bukanlah penemuan favoritnya dan dia jarang menonton televisi.

1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.

1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.

1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.

1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

Latar belakang pengembangan televisi digital:
-Perubahan lingkungan eksternal
-Pasar TV analog yang sudah jenuh
-Komplain adanya noise, ghost dll
-Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel (Cable Television)

Perkembangan teknologi :
-Teknologi pemrosesan sinyal digital (Digital Signal Processor)
-Teknologi transmisi digital
-Teknologi semikonduktor
-Teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi

Keunggulan televisi digital :
-High Definition. 5~6 kali lebih halus dibanding televisi analog
-Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya
-Multifunction. Memberi kemampuan untuk merekam dan mengedit siaran
-Multichannel (satu saluran dapat diisi lebih dari 5 program yang berbeda)

Tugas Pak Moko ( Sub 1.4 )

Sub : 1.4
PROSES ALIR KERJA PEMANCAR TV
ALIR KERJA PEMANCAR TV

Pemancar televisi UHV dan VHF

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :
A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = power output pemancar
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = Power output pemancar
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :
1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW
2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.
PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :
VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.

Tugas Pak Moko ( Sub 1.2 )

Sub 1.2
PROSES/PRINSIP KERJA TELEVISI


Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI

Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.

Tipe Layar Televisi Plasma
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.

Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor
Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
Dikutip dari : Melina.blogspot.com

Jumat, 25 Juli 2008

Tugas pak Moko ( Sub 1.3 )

Sub : 1.3
STANDAR TV DUNIA DAN HDTV

HDTV
Digital Studio College kembali mengadakan open seminar tentang High Definition TV pada hari .Open Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Digital Studio dengan Pioneer. Pembicara seminar dari pihak Pineer, yaitu Bpk. Wira Sutedja, beliau adalah General Manager Car Audio Division)Tim dari Pioneer dalam acara ini mendisplaykan 2 buah unit TV Plasma HDTV dan TV Plasma non HDTV serta 1 unit audio system surround.Di awal presentasi dimulai dengan sedikit permainan yang cukup memutar otak dan menguji daya nalar kita. Setelah itu acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai teknologi HDTV saat ini. Ada 2 buah unit TV Plasma dengan teknologi yang berbeda (HDTV dan non HDTV), setiap peserta diberikan isian form untuk membandingkan 2 teknologi tersebut, Dalam tiap isian, peserta ditayangkan beberapa shot kamera, dan peserta diminta untuk mengisi form mengenai perbandingan teknologi tersebut.Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.


Sumber Hiburan TelevisiBUKANKAH televisi merupakan salah satu sumber hiburan yang paling populer, karena bisa setiap hari disaksikan tanpa harus merogoh kantung? Sumber hiburan yang gampang ini sebenarnya juga telah berkembang sedemikian rupa, termasuk mereka yang harus berlangganan secara khusus.
Bahkan pada saluran tertentu pemirsa sudah diharuskan membayar setiap acara tertentu yang bisa dinikmati setiap saat. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi pergi ke tempat penyewaan atau membeli disk VCD atau DVD, maupun ke gedung bioskop, tetapi bisa menikmati film yang diingini.
Dalam perkembangannya yang sangat baru bagi Indonesia, selain stasiun pemancar televisi, juga sudah berkembang sumber seperti tayangan dari satelit dan televisi kabel. Hanya karena monopoli pemerintah menyebabkan kedua alternatif terakhir itu kurang berkembang maksimal, apalagi setelah krisis ekonomi mendera masyarakat Indonesia.
Sebagai sumber hiburan, mereka juga sudah mulai mengacu pada kualitas, termasuk layanan kualitas dalam tata suara. Paling tidak dari kelima stasiun televisi swasta yang sudah eksis sekarang, sebagian besar sudah mengadopsi sistem stereo, apakah Nicam atau Sweiton.
Fasilitas ini bisa dirasakan terutama saat pemutaran film-film atau pertunjukan musik yang terekam paling tidak secara stereo. Jika sebuah televisi (ataupun sistem penerima tertentu) memiliki fasilitas dekoder stereo di atas, maka output audionya bisa disalurkan ke sebuah a/v receiver/amplifier atau input audio sistem suara mini compo.
Paling tidak dengan tata suara dolby pro logic sudah cukup memberikan nuansa bioskop, apalagi kalau sistem itu dilengkapi dengan subwoofer akan memberikan deru yang menggetarkan. Hal serupa juga dilakukan pada sistem tayangan, baik melalui satelit maupun kabel, dan hal ini juga sangat tergantung kepada bandwidth yang disediakan.
***
SELURUH fasilitas yang akan meningkatkan kualitas ini sangat mustahil dihadirkan tanpa menggunakan teknologi digital. Seperti pada tayangan melalui satelit, sistem digital bukan hanya akan menghemat pemakaian transponder, tetapi juga bisa membawa data tata suara dan juga pengembangan televisi interaktif.
Seperti pada satelit siaran langsung Cakrawarta yang dikelola Indovision, pengiriman sinyal secara digital juga akan memperbaiki kualitas gambar, selain suara sebening suara musik CD. Sedangkan televisi kabel seperti K@belvision membutuhkan teknologi digital untuk mengirimkan informasi melalui saluran serat optik.
Teknologi digital memungkinkan televisi melalui satelit maupun kabel bersaing dengan televisi konvensional yang dipancarkan melalui antena. Katakanlah seperti di AS, hampir 70 persen rumah di negeri itu memiliki saluran televisi kabel, sementara jaringan televisi kabel terus bertambah, meskipun hal ini bisa terjadi karena adanya infrastruktur yang bagus.
Kecenderungan baru yang muncul sekarang ini adalah Net TV, yaitu semacam tayangan televisi yang disebarkan melalui jaringan Internet. Para penjelajah Internet bisa menjadi sasaran dan jelas pangsa pasarnya mengglobal, sementara untuk mendirikan sebuah "stasiun televisi Internet" ini lebih murah.
Perkembangan infrastruktur Internet yang mengarah ke saluran broadband, saluran berkecepatan tinggi ini merangsang bermunculannya banyak situs televisi interaktif. Net TV sendiri merupakan evolusi dari resolusi tinggi dan video berkecepatan tinggi yang tersedia di jaringan Internet.
Sementara dunia televisi konvensional juga terus mengalami perubahan dengan memanfaatkan teknologi digital. Bahkan Amerika juga secara bertahap akan menghapuskan siaran televisi konvensional yang bekerja secara analog, dan tahun 2006 seluruh stasiun terestrial (permukaan bumi) itu sudah harus bekerja secara digital.
***
GELOMBANG digitalisasi dunia pertelevisian di AS ini bagaimanapun akan berdampak secara global. Paling tidak para produsen perangkat elektronik yang berkaitan dengan televisi juga akan menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia.
Siaran yang dipancarkan secara digital bagaimanapun harus ditangkap pesawat televisi yang sudah memiliki sistem penerima digital, atau dengan kata lain televisi konvensional yang ada saat ini tidak bisa menerima. Meskipun perusahaan-perusahaan elektronik dengan sukarela akan menciptakan alat untuk mengkonversi transmisi digital ke televisi konvensional yang bersifat analog.
Apa yang dilakukan stasiun televisi swasta dengan sistem digital masih dalam cara pengiriman melalui satelit, alasan utama adalah untuk menghemat biaya. Setelah sebelumnya dipancarkan melalui Satelit Palapa, sekarang dipindahkan ke Satelit Cakrawarta yang digital, dan ini pun sudah menimbulkan banyak keluhan karena pemirsa yang selama ini menyaksikan melalui antena parabola harus mengganti antenanya.
Dari segi teknis sistem digital akan banyak memiliki keuntungan, bukan hanya akan menyempurnakan kualitas gambar saja, tetapi juga kualitas suara. Dengan digital memungkinkan pengiriman informasi tata suara yang lebih lengkap, meskipun untuk hiburan televisi lebih cenderung memikirkan masalah kualitas gambar.
Maka tidaklah mengherankan apabila upaya digitalisasi yang berkaitan dengan tayangan gambar mengalami perjuangan yang sangat alot. Seperti halnya persaingan seperti pengembangan sistem Beta dan VHS, dolby digital dan DTS, maka kurang lebih juga ada persaingan itu dalam format tayangan digital.
Katakanlah untuk membentuk gambar pada layar televisi bisa dilakukan secara interlace (bolak-balik) atau format progresif (telusur searah). Selain itu juga jumlah garis penyusun gambar secara horizontal pada permukaan layar yang banyak menimbulkan pertentangan.
Menyangkut kualitas gambar, paling tidak ada dua kategori, yaitu kualitas standar atau SDTV (standard definition TV) dan kualitas tinggi atau HDTV (high definision TV). Tentu saja masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, stasion televisi HDTV membutuhkan lebar bidang frekuensi lebih besar dan akibatnya juga biaya lebih besar pula.
Kualitas HDTV ini memang sangat mengagumkan, kerapatan gambarnya hampir dua kali lipat sistem televisi PAL yang digunakan di Indonesia. Kalau HDTV memiliki resolusi 1.080i garis telusur interlace atau paling tidak 720p garis telusur progresif. Sementara seperti DVD (disk video digital) yang gambarnya sudah mengagumkan ternyata hanya mampu mengeluarkan resolusi 480p.
Pada dasarnya setiap stasiun televisi bebas mentransmisikan sinyal-sinyal digitalnya sepanjang mereka tidak melewati bandwidth (lebar bidang frekuensi) selebar 6 MHz dan kecepatan transmisi (19,3 megabit per detik), yang sudah dialokasikan. Satu saluran HDTV memakan lebar frekuensi sekitar tiga sampai lima saluran SDTV.
Akibatnya untuk siaran HDTV, satu saluran 6 MHz hanya bisa menggunakan saluran tunggal. Sedangkan untuk SDTV bisa beberapa saluran, hanya memang kualitas gambarnya tidak sebagus HDTV.
Demikian halnya juga berlaku bagi satelit, transmisi sinyal HDTV membutuhkan bidang frekuensi lebar yang akan memakan banyak tempat dalam sebuah transponder. Sehingga perusahaan satelit harus mengorbankan banyak saluran yang ada jika ingin secara penuh memberikan layanan HDTV. Bisa dibayangkan, sebuah satelit digital yang biasanya mampu menyiarkan 200 saluran, sekarang tinggal 100 saluran saja jika hanya digunakan untuk HDTV. (awe)





STANDART TV DUNIA



MOBILE TV
Standar DVB-SH Untuk Siaran Satellite dan Terrestrial
Untuk menyelenggarakan penyiaran TV Mobil (mobile television) dan pelayanan multimedia melalui satelit dan terrestrial diperlukan standar tersendiri, misalnya standar DVB-SH yang berada dalam lingkup Proyek DVB. Standar DVB-SH dimaksud telah disahkan oleh Dewan Pengarah (Steering Board) dari Proyek DVB (The Digital Video Broadcasting Project) (Geneva, dvb.org / 14 Februari 2007).
Sebagaimana diketahui bahwa Proyek DVB merupakan konsorsium industri yang terdiri dari lebih dari 260 usaha penyiaran, produsen peralatan, operator jaringan, pengembang software, badan pembuat kebiajakan (pengaturan) dan lain-lain yang mencakup lebih 30 negara, bertugas merancang standar internasional (the global standard) untuk penyiaran televisi digital dan pelayanan data secara global.
Standar DVB-SH dirancang untuk menyiarkan siaran televisi dan data melalui satelit.dalam bentuk (format) yang disebut sebagai protokol internet (Internet Protokol) ke telepon genggam (Handphones) dan perangkat penerima bergerak lainnya. Penyiaran melalui satelit menjamin jangkauan siaran yang luas, namun untuk daerah-daerah seperti di pedesaan yang mungkin tidak dapat menerima siaran satelit secara langsung (tidak berada pada line of sight), dapat dipancarteruskan (digunakan) melalui pemancar terrestrial.
Sistem DVB-SH dirancang menggunakan frekuensi dibawah 3 GHz, pada S Band, yang merupakan penyempurnaan atau pengembangan dari Standar DVB-H yaitu standar transmisi terrestrial untuk pesawat penerima bergerak.
Dengan demikian DVB-SH merupakan perluasan atau peningkatan ruang lingkup standar DVB dalam area televisi digital sebagaimana dikatakan oleh Mac Avock (DVB Project): “At a time when frequency availability is at a premium, it’s important to ensure that those wishing to deploy mobile TV in the S-Band can benefit from DVB’s proven record in producing successful open standards.”.
Selanjutnya spesifikasi DVB-SH akan diumumkan secara luas dan distandarisasikan secara formal pada The European Telecommunications Standard Institut (ETSI).
Televisi Vietnam
Televisi Vietnam (VTC Mobile TV) telah memulai siaran untuk pesawat penerima bergerak (Mobile TV) sejak Desember tahun lalu dengan data dan informasi utama

Jumat, 13 Juni 2008

DIK ( WALI )



DIK


Dik, aku pinta kau akan s’lalu setia
Dik, aku mohon kau s’lalu menemani
Saat ku tengah terlukaKala ku tengah gundah
Reff:Ku akan menjagamuDi bangun dan tidurmu
Di semua mimpi dan nyatamu
Ku akan menjagamuTuk hidup dan matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh
Dik, jangan engkau pergi tinggalkan aku
oh…Dik, ingin aku cinta dan cinta s’lalu
Saat kau tengah terlukaKala kau tengah gundah
Back to Reff:
Kau akan menjagakuDi bangun dan tidurku
Di semua mimpi dan nyataku
Kau akan menjagakuTuk hidup dan matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh
Back to Reff:

Selasa, 03 Juni 2008

Tugas Bu Ari Triyanti ( Menyimpan Magazin dengan film )

A. MENYIMPAN MAGAZIN DENGAN FILM

Kamera Film atau motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat sebagai barang cetakan tapi dalam bentuk proyeksi ke layar.Pemotretan dengan kecepatan teratur diberdayakan untuk proyeksi. Misalnya gambar bergerk normal jika dipotret sebanyak 24 gambar per detik. Jika kurang atau lebih kecepatannya yang didapat adalah gerak tak normal.Gambar yang diputar berurutan menghasilkan ilusi akibat kerja kamera yang pada prinsipnya berhubungan dengan persistence of vision dan intermittent movement.Pilih menu berikut untuk mengerti bagaimana prinsip kerja kamera film:A. Prinsip KerjaB. Intermittent MovementC. Persistence of VisionA. Prinsip KerjaPrinsip kerja kamera film itu dibangun oleh mekanisme yang disebut intermittent movement. Sebelumnya perlu dijelaskan beberapa pengertian menyangkut bagian dari mekanisme agar lebih mudah mengetahui prinsip kerja kamera film.Berikut adalah penjelasan tentang tentang:1. Shutter2. Claw, dan 3. Baterai1. Shutter Shutter kamera film berfungsi untuk menutup dan membuka lubang masuk cahaya ke film yang dihadapkan ke aperture atau camera gate.Karena fungsinya itu, shutter umumnya berbentuk busur berporos untuk melakukan rotasi. Karena itu disebut rotating disk dengan cut out 180 derajat.Pelaksanaan fungsi terjadi sewaktu berputar. Ketika membuka film dicahayai dan ketika menutup film berganti.Karena itu perlu dijelaskan fungsi komponen lain claw yang akan dijelaskan lebih lanjut. 2. Pull Down ClawClaw atau pull down claw berfungsi untuk menarik film dari dan ke camera gate. Proses kerjanya unik karena bekerja ketika shutter menutup sehingga film yang sudah dicahayai dan fil baru tidak terkena sinar.Film yang mendapat giliran dicahayai ditekan oleh pasak pengerat lalu mengendur ketika shutter menutup kemudian dikait oleh claw.Cara kerja pull down claw adalah mengait frame film pada sprocketnya seperti cara burung pelatuk.3. BateraiSumber daya yang menggerakkan kamera film adalah listrik yang diubah menjadi arus searah. Fungsi itu diambil alih baterai karena lebih mudah membawanya.B. Intermittent Movement Pengertian Intermittent Movement dibangun oleh diantaranya seperti dijelaskan dalam prinsip kerja tadi, dan:1. Frame2. Perforasi/Sprocket3. Magazin4. Loop, serta5. Pilot pin.1. FrameSifat intermittent movement berhubungan dengan framing yang dilakukan oleh aperture. Setiap kamera membuat frame sesuai ukurannya. Frame motion picture yang umum adalah 35 mm dan 16 mm. Untuk pemakainan khusus ada yang berukuran 8 mm dan 70 mm.2. Sprocket Sprocket atau perforasi adalah lubang-lubang di tepi frame yang berguna untuk sangkutan claw ketika bekerja menarik film.3. MagazinMagazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.4. LoopBila kita memasang film di proyektor, dianjurkan membuat loop agar tarikan film lentur. Nampaknya hal ini disebabkan ketika memasang film ke camera gate dengan cara yang sama. Jadi agar film lentur ditarik dari magazin maka looping mutlak berlakunya.5. Pilot PinPilot Pin atau registration pin adalah alat yang bertugas mengarahkan film yang akan dicahayai dengan bekerjasama dengan claw.Perlu diingat bahwa bila semua komponen yang disebut di atas dimiliki oleh semua jenis kamera, tapi untuk pilot pin hanya beberapa jenis saja yang menggunakannya. Pada dasarnya, tanpa pin, film akan bergerak menurut azas intermittent.Sayangnya bila ada kecerobohan ketika looping maka film tanpa pilot akan berputar terus sampai kusut.C. Persitence of VisionAkhirnya pengertian terhadap persistence of vision dibangun oleh sifat motion picture atau bioskop. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan oleh proyeksi.Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik) mengakibatnya memori lama yang tersimpan diotak belum hilang muncul memori baru sudah menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object" atau sering disebut ilusi.Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal sudah berlalu.

Jumat, 02 Mei 2008

tugas pak moko


PENGERTIAN

Inilah kamera penerus seri MD dari panasonic, tepatnya penerus MD9000. Dengan reputasi MD9000 yang kurang bagus dengan begitu banyaknya kerusakan mekanik, Panasonic mencoba memperbaiki dengan mengeluarkan Panasonic MD1000. Perbedaan utamanya adalah digunakannya 3 CCD.

Dengan adanya 3 CCD, menjadikan Panasonic MD10000 sebagai kamera miniDV Professional dengan harga ekonomis. Bentuknya yang besar menambah nilai lebih sebagai pengguna yang ingin sentuhan 'action' sebagai kameraman, berbeda dengan kamera berbentuk kecil yang relatif kurang Panasonic MD10000mendapat perhatian. Dengan bentuk yang besar pula, Panasonic MD1000 ini nyaman untuk dipanggul, sehingga meminimalisir goyangan yang sering terjadi bila pengguna belum terbiasa melakukan pengambilan gambar.

Untuk melakukan pengambilan gambar pada kondisi terik matahari, CCD Panasonic MD1000 ini menunjukkan taringnya dengan sedikitnya 'smear' level dan tetap menjaga 'dynamic range' warna pada level yang bagus. Otomatis dengan lebarnya pita level, akan terjasi gradasi warna yang bagus dan kekontrasan tinggi.

Kualitas lensa kelas menengah dengan optical zoom sebesar 16X cukup untuk shooting dalam keadaan biasa. Disertakan pula digital zoom 'hanya' sampai 10x untuk menjaga distorsi gambar tidak terlalu banyak. Perlu diketahui, bahwa zoom secara digital akan membuat ketajaman gambar berkurang. Pada intinya Panasonic MD1000 ini didesain sebagai kamera professional dengan penggunaan yang semudah kamera amatir.

MENU YANG TERDAPAT DI KAMERA TERSEBUT

Menu yang terdapat di kamera Panasonic MD 10000 adalah :

· Cam-driven manual zoom, focus ring, and aperture dial

· Maximum 4-channel uncompressed digital audio

· IEEE 1394/USB2.0 PC interface

· XLR audio (+48V Phantom) input,

· D4 terminal output (component)

Menu lain yang tersedia

· True high definition image quality with low-compression DVCPRO HD intraframe recording

· Multiple formats: DVCPRO HD, DVCPRO 50, DVCPRO 25, DV selectable

· High definition recording formats: 1080/50i, 1080/25p, 720/50p, 720/25p, (variable frame rates)

· Standard definition recording formats: 576/50i, 576/25p

· CineSwitchTM technology for variable frame rates in 720p mode: 12, 18, 20, 22, 24, 26, 30, 32, 36, 48, 60fps*

· 1/3" 16:9 native high-sensitivity progressive 3-CCD

· New DSP with 14-bit A/D conversion and 19-bit internal processing for unprecedented accuracy

· 16:9/4:3 switchable for standard definition recording, 16:9 native for HD

· Wide angle Leica Dicomar HD lens with optical image stabilizer (motorized/manual mode switchable)

· High resolution 235,000 pixel .44" electronic viewfinder (EVF) with 90 degree tilt and detail function (for easier focusing)

· High resolution 210,000 pixel flip-out 270 degree 3.5" LCD display

· Thumbnail display for easy searching and file information

· Auto/manual focus with focus assist (even during recording)

· Cam-driven manual zoom

· 13X zoom range: focal length = 4.2 to 55mm (35mm equivalent: 32.5 to 423)

· Advanced gamma functions and eight gamma settings including two CineGammaTM modes and NewsGammaTM mode

· Advanced image adjustments: colour matrix, detail, chroma phase, colour temp, knee points

· Two ND filters: 1/8, 1/64

· 82mm filter diameter

· Two P2 card slots with hot swap capability

· Hot swap, loop, pre-record (3 seconds in HD, 7 seconds in SD), one shot, and interval recording functions

· Mini-DV tape transport for DV recording

· Internal downconversion and frame rate conversion from HD source recorded on P2 cards to Mini-DV tape

· 48kHz 16-bit 4-channel PCM audio (2 XLRs with phantom power)

· Built-in stereo microphone (unidirectional microphone optional)

· Audio dials and flexible input selection

· Analog component (Y, Pb, Pr) output

· Composite input/output

· S-Video input/output

· Standard IEEE 1394 interface

· External recording to FOCUS FireStore FS-100 via IEEE 1394 streaming

· Host mode for transferring previously recorded content on P2 cards to an external hard drive via IEEE 1394

· Compatible with nonlinear editing systems from Apple, Avid and Canopus

· USB 2.0

· SD memory card slot for sharing scene files

· Remote control for zoom, record (start/stop)

· Remote control for focus, iris control

· SMPTE timecode reader/generator with timecode matching with multiple cameras via IEEE 1394

· SMPTE colour bars

· Three programmable user buttons

· Six pre-set scene files (user programmable)

· Shot marker function

· Slow, synchro and high speed shutter

· White balance with auto tracking white function

· Trigger and zoom control on upper handle grip

· Ultra-tough magnesium alloy chassis

· Supplied accessories include CG-AD54SE/1B Lithium-Ion 7.2V / 5400mA snap-on battery, AG-B15 AC adaptor/battery charger, microphone holder, component video cables with RCA-BNC adaptors, remote control, shoulder strap and instruction manual

Zoom Yang Terdapat di kamera

1. Zoom In = Memperbesar gambar

2. Zoom out = Memperkecil gambar

Cara memasukan kaset mini dv yang benar

1. Tekan tombol kecil yang berada diatas kotak sebelah kanan kamera

2. Tunggu sampai kotak didalam terangkat dan terbuka

3. Masukkan kaset dengan hati hati jangan sampai terbalik

4. Tutup dan tunggu sampai turun

5. Tutup kembali

Cara membersihkan head kamera

Membersihkan head kamera bisa dengan kaset cleaning atau juga bisa dengan semprot.

Cara mengoperasikan kamera

1. Pastikan baterai terisi penuh

2. Tekan tombol “on” untuk menyalakan kamera

3. Buka kotak sebelah kiri untuk melihat hasil shoot

4. Tekan tombol Zoom In/ Zoom Out bila perlu

5. Apabila gambar mau diambil tekan tombol “record”

6. Setelah selesai tekan tombol “pause”

7. Gunakan tripod untuk menghindari goncangan

8. Apabila selesai matikan dengan tekan tombol “off”

9. Tutup kotak sebelah kiri

10. Simpan kamera ditempat yang aman & terjangkau

Senin, 28 April 2008

sweety girls

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]

kata orang satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit

sok narsis/kepdan,sweety,pinter,pokoknya smw ada pada kita be3 (women actionz) haahahaaa.....n_n

Jumat, 25 April 2008

inspiration for today,tomorrow,and forever

“Orang yang beriman selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya, meski berlawanan dengan apa yang ia terima dalam kehidupan. Saat mendapat musibah, air matanya menetes, tapi hatinya terilhami untuk meyakini bahwa apa yang diberikan Allah padanya pasti yang terbaik baginya. Fisiknya mungkin lelah, pikirannya mungkin penat. tapi tidak dengan hatinya yang terus yakin apabila ia diuji oleh Allah itu adalah tanda bahwa Allah masih sayang padanya. Subhanallah, semoga kita termasuk dalam golongan hambaNYA yang pandai bersyukur dan bersabar, Amien…”

DEMI CINTA


Demi Cinta

Tak ada sedikitpun sesalku

Tlah bertahan dengan setiaku

Walau diakhir jalan ku harus

Melepaskan dirimu...........

Ternyata tak mampu kau melihat

Dalamnya cintaku yang hebat

hingga ada alasan bagimu tuk tinggalkan

setiaku.......

Demi nama cinta telah kupersembahkan

Hatiku hanya untukmu

tlah kujaga kejujuran dalam

Setiap nafasku.....

Karena demi cinta telah kurelakan

kecewaku atas ingkarmu

Sebab ku mengerti cinta itu tak mesti

Memiliki......

Andai saja bisa kau pahami layaknya arti kasih sejati

materi Bu Ari ( MM )

mengisi dan memelihara battery selama pembuatan film

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 1
KODE UNIT : TIK.MM02.008.01
JUDUL UNIT : Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film
DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menangani
dan mengkoordinasikan stok film termasuk
penyimpanan, pembongkaran dan persiapan film
untuk proses di laboratorium. Unit ini juga
mencakup koordinasi tentang kekuatan batery.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengisi dan memelihara
batery selama
pembuatan film
1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan
tersedia.
1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery
yang digunakan.
1.3. Pengisian batery dengan aman menurut
rekomendasi perusahaan.
1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk
memenuhi syarat pengambilan gambar.
1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.
02 Mengkoordinasikan stok
film dan peralatan yang
digunakan untuk
pembuatan film
2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.
2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasio
personil yang relevan.
2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralatan
lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jadwal produksi.
2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan
adanya waktu pengambilan film.
2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’
cocok dengan persyaratan.
2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran
kelompok dan jumlah strip.
2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untuk
menghindari kerusakan dan lindungi terhadap
bahaya lingkungan.
2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 2
2.9. Pemantauan stok mengenai tanggal
kedaluwarsanya.
2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan
dapat dibaca.
2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan
cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.
2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yang
digunakan selama produksi.
2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada
personil yang relevan untuk meyakinkan bahwa
stok masih tersedia cukup selama produksi.
03 Menyimpan magazin
dengan film
3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan
bahwa magazin tahan terhadap sinar dan
masih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan
sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapat
dikenali di tas atau ruang anti cahaya.
3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok film
dengan benar sebelum diikat dan disimpan.
3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilan
gambar untuk menghindari tindakan berakibat
sia-sia.
3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku
panduan dan melakukan penjilidan bilamana
perlu.
3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkan
kerugian terhadap kondisi cuaca, bahaya
lingkungan dan prosedur penanganan yang
benar.
3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan
persyaratan pembuatan film.
3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan
dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumen
cermat dan dapat dibaca.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 3
04 Memasang magazin
pada kamera
4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera
bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan
periksa semua fungsi dapat dioperasikan
sebelum menampilkan film.
4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang pada
kamera yang diperlukan.
4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatian
pada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungan
dan prosedur penanganan untuk menghindari
kerugian selama pengikatan.
4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yang
relevan dan pahami dan pastikan persyaratan
film selama pembuatan film.
05 Melepas film dari
magazin
5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk
penyimpanan digudang dan transportasi film
yang ditayangkan.
5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,
dengan memberi pertimbangan pada kerugian
akibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur
penanganan yang benar untuk menghindari
kerusakan selama pengoperasian.
5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film dengan
aman untuk melindungi dari cahaya.
5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
06 Menyiapkan dan
mengirim film sebelum
proses
6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan
persyaratan alur waktu selama proses dan
pengembalian film.
6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.
6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan
dan dokumen khususnya laporan film gambar.
6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas
tanggal untuk segera diproses.
6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas
pada lab untuk meyakinkan bahwa proses
dilakukan menurut batas tanggal perusahaan.
6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab
untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 4
6.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang
harapan terhadap film yang diproses sesuai
dengan urutan waktu.
BATASAN VARIABEL
1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi - interior
1.2. Pada lokasi - eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari
2. Pengambilan gambar meliputi:
2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi
3. Jenis - jenis produksi meliputi:
3.1. Feature film
3.2. Dokumentasi
3.3. Film pendek
3.4. Produksi beranimasi
3.5. Iklan
3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan
4. Jenis-jenis film meliputi:
4.1. Warna
4.2. Stok film
4.3. Hitam putih
4.4. Stok mundur
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 5
5. Persyaratan penyimpanan meliputi:
5.1. Ruang Gelap
5.2. Tas Pengganti
6. Dokumentasi meliputi:
6.1. Permintaan stok
6.2. Laporan stok
6.3. Laporan Kesalahan
6.4. Label kaleng film
6.5. Label magazin film
6.6. Instruksi proses lab
6.7. Jadwal produksi
6.8. Laporan klise gambar
7. Laporan dapat :
7.1. Dibuat dengan komputer
7.2. Ditulis tangan
8. Pengetesan kamera meliputi :
8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran
8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan
8.3. Pelurusan ikatan
8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat
9. Personel yang terkait meliputi:
9.1. Supervisor
9.2. Kepala bagian
9.3. Pengarah fotografi
9.4. Sutradara
9.5. Operator kamera
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 6
9.6. Penarik fokus
9.7. Pengarah teknik
9.8. Staf teknik lain
9.9. Staf spesialis lain
9.10. Staf lab
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Penilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalam
bidang-bidang berikut:
1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,
misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.
1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.
1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.
1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenis
barang yang mudah rusak.
1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.
1.6. Ragam peralatan kamera.
1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.
1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungan
tonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dan
kompensasi.
1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.
1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedul
kerja yang ketat.
2. Konteks penilaian
2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campuran
keduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukan
pada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yang
spesifik.
2.2. Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yang
mendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 7
2.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selama
praktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih dari
satu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metode
untuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harus
menyokong dan mungkin meliputi :
2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan
2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara
2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan
2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya
2.3.5. Bukti penilaian
3. Aspek penting penilaian
Karena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasi
dokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaian
dokumen yang relevan yang meliputi :
3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman
3.2. Laporan klise gambar
3.3. Catatan manajemen produksi
3.4. Catatan stok
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi dengan
project atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu range
pelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secara
keseluruhan dengan unit technical/support.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,
institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektor
tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor
tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi
kebutuhan sektor tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 8
Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2