Jumat, 16 Maret 2012
Diposting oleh rHiena sariyanti di 20.46 0 komentar
Jumat, 06 November 2009
Sabtu, 31 Oktober 2009
Tugas Pak Moko
Diposting oleh rHiena sariyanti di 09.45 0 komentar
Senin, 12 Oktober 2009
Tugas Pak Moko
POLARITY PATTERNS
Polarity Patterns adalah suatu jangkauan mic terhadap signal-signal yang ditangkap, adapun pola kerja pattern tersebut secara :
a. Omnidirectional : jangkauan ini meliputi keseluruhan ruangan yang ditangkap suaranya.
b. Cardioed ( directional ) : jankauan ini hanya meliputi daerah bagian mic yang depan saja yang dapat menangkap signal suara
c. Figure 8 ( bidirectional ) : jangkauan ini hanya meliputi bagian depan dan belakang mic saja yangdapat menangkap signal suara
Omnidirectional mikrofon
dapat mengambil suara dari hampir segala arah, karena pick-up elektronik ditempatkan di tengah sebuah kubah tertutup jala. Omnidirectional mikrofon dapat dengan mudah diidentifikasi oleh bulat khas mereka berakhir. Mikrofon searah biasanya berakhir di sebuah flat mesh. Elektronik yang sensitif dari sebuah mikrofon Omnidirectional biasanya dilindungi oleh bohlam mesh yang berat. Mesh ini membuat benda asing memasuki ruang batin dan berpotensi mencemari filamen. Beberapa Omnidirectional mikrofon mengambil cangkang pelindung ini satu langkah lebih jauh. Sebuah penutup yang terbuat dari karet busa sering digunakan sebagai pelindung lengan.Busa tidak mencegah masuk suara dari mikrofon dan juga bertindak sebagai perisai terhadap angin dan bunyi napas eksplosif. Ambient kebisingan adalah perhatian bersama dengan Omnidirectional mikrofon. Sebuah mikrofon searah biasanya dilindungi dengan kawat tebal, tetapi tidak ada karet busa bajunya.
Bidirectional
Picks up sound from two opposite directions. Memungut suara dari dua arah yang berlawanan. Menggunakan figur-of-delapan pola dan memungut suara yang sama dari dua arah yang berlawanan.
Penggunaan: Seperti yang dapat Anda bayangkan, tidak ada banyak situasi yang membutuhkan pola kutub ini. . Satu kemungkinan akan menjadi sebuah wawancara dengan dua orang yang saling berhadapan (dengan mic di antara mereka).
Unidirectional
Sebuah mikrofon searah sensitif terhadap suara dari satu arah.Diagram di atas menggambarkan beberapa pola-pola ini. Mikrofon menghadap ke atas di masing-masing diagram.Intensitas suara frekuensi tertentu diplot untuk sudut-sudut radial 0-360 °.Professional diagram menunjukkan sisik ini dan menyertakan beberapa plot pada frekuensi yang berbeda.Diagram yang diberikan di sini hanya memberikan gambaran mengenai pola khas bentuk, dan nama-nama mereka.)
Diposting oleh rHiena sariyanti di 10.10 0 komentar
Sabtu, 10 Oktober 2009
Tugas Pak Moko
JENIS - JENIS MICROPHONE
Microphone adalah alat atau komponen audio yang digunakan untuk merekam signal audio baik vocal, akustik instrumen atau apapun yg bisa menjadi sumber suara. Umumnya terdiri dari 3 kategori dasar. Mikrofon yang berbeda menangkap suara dengan cara berbeda. Kita tidak dapat mengharapkannya untuk membuat pilihan kreatif kita. Tetapi bila di gunakan secara kreatif dan benar secara teknis, mereka memungkinkan di hasilkannya pilihan kreatif kita. Oleh sebab itu, kita harus memahaminya dan menggunakannya dengan benar untuk hasil yang di harapkan.
*Personal Mic( lavier mic)
Lavalier adalah alat perekam suara yang bentuk kecil dan penjepit dipergunakan umumnya dalam wawancara di studio. Yang kita sering sebut “clip-on“ tetapi negara tetangga menyebut
lavalier itu ”clip mic“, mike bias yang memiliki karakteristik omni, dinegara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Disebut lapel mike karena biasa di jepitkan di kerah baju, jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25 cm – 30 cm. Poros arah mikrofon lalu bergeser. Dengarkan ketika ia beralih ke arah semula. Tetapi apabila mikrofon di maksudkan untuk merekam bukan untuk satu pembicara utama, melainkan untuk diskusi kelompok, lihat ternyata omni directional mike melakukannya dengan tepat. Kita merasakan bahwa directional mike menangkap suara pembicara utama dengan jelas apabila benar-benar di arahkan kepadanya. Bila mikrofon beralih, suaranya menghilang. Mikrofon omni di pasang pada suatu tempat, tetapi tidak banyak perbedaan level suara. Kini lihat bagaimana kinerja mikrofon pada situasi di luar. Biasanya seseorang dapat melakukan wawancara di jalan, pohon atau bangunan di sisi yang satu dengan jalan dan keramaian lalu lintas di sisi yang lain. Adalah sikap yang bijak untuk mempertimbangkan saran juru suara. Kesibukan lalu lintas di latar belakang mungkin suatu kebutuhan visual. Tentukan posisi kamera untuk menghasilkan gambar yang di butuhkan. Namun izinkan juru suara untuk memposisikan mikrofon dengan benar.
*Handheld Mic
Microphone ini cara perekamannya sama dengan mic. yang lain namun mic handheld dirancang lebih besar. Ukuran mic ini sebesar genggaman tangan dan pergunakan untuk ke perluan lapangan pada saat peliputan itnterview. Vox pop atau opini dsb.
Microphone handheld / genggam karakteristiknya Dynamic microphone sifatnya meredam suara desis, suara yang tajam untuk mengurangi gangguan suara utama yang direkam, jadi bukan menghilangkan suara suara bising.
*Shotgun Mic.
Microphone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti laras senapan karakteristiknya yang sering didapati Condencer Microphune. sifatnya mempertajam suara jadi suara yang lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya tangkap mic. Shotgun directional lurus (satu arah)."Shotgun" mikrofon yang paling sangat terarah. Mereka memiliki sensitivitas lobus kecil ke kiri, kanan, dan belakang tetapi secara signifikan kurang sensitif ke samping dan belakang daripada lainnya adalah mikrofon terarah. Hasil ini menempatkan elemen pada akhir sebuah tabung dengan slot dipotong sepanjang sisi; gelombang pembatalan menghilangkan sebagian besar off-axis suara.Karena sempitnya daerah kepekaan mereka, senapan mikrofon umumnya digunakan di televisi dan film set, di stadion, dan untuk merekam bidang satwa liar.
*Contact mic
Benda ini pada dasarnya adalah sebuah microphone. Tapi, berbeda dengan fungsi microphone yang biasa digunakan untuk menyanyi, yang satu ini mampu menyadap suara di level yang lebih ringkih. Contact Mic ini dirancang untuk mampu menembus gelombang suara redam yang secara virtual sanggup menangkap gelombang suara di bawah permukaan solid tertentu. Dengan begitu, microphone ini dapat pula digunakan sebagai alat pendeteksi bom.
Benda ini dibuat terpadu dengan contact element, dan memiliki automatic gain control internal sehingga tidak lagi memerlukan tombol-tombol penyesuaian. Contact Mic didisain untuk mengkonversi menit getaran-getaran ke gelombang suara dan kemudian dapat diterjermahkan ke dalam band audio yang bisa didengarkan melalui headphone atau alat penerima suara lainnya. Dengan begitu, benda ini bisa memberi informasi mengenai apa yang janggal sedang terjadi.
Untuk negara-negara yang rawan bom (dan gempa), alat ini bisa jadi sangat bermanfaat. Tentu akan lebih banyak dibutuhkan untuk keperluan korporasi dan di lembaga-lembaga pengamanan atau penelitian, meski tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk kebutuhan personal. Yah, siapa tahu ada yang penasaran ingin tahu apakah tetangga misterius yang tinggal di sebelah rumahnya adalah seorang teroris.
*Boundary effect mic
Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm.
*Studio mic
Layar logam yang unik ini tidak hanya berlubang, tetapi sedikit louvered di sudut untuk mengarahkan frekuensi ultra-rendah napas ledakan yang melewati sisi layar. Proses ini tidak menipiskan frekuensi tinggi, seperti kain layar lakukan, dan meninggalkan performa vokal tidak terpengaruh tetapi tanpa mengganggu frekuensi rendah "muncul" Ini juga dibangun untuk terakhir dan akan mengambil lebih banyak pelecehan dari kain tradisional perisai, jadi sangat baik untuk aplikasi komersial
Diposting oleh rHiena sariyanti di 10.21 0 komentar
Rabu, 06 Agustus 2008
CERPEN
CINTA BUKAN PERKARA GEMUK ATAU LANGSING
"Kenapa sekarang kamu gemuk banget?" tanya Rudi saat melihat perubahan pada bentuk tubuh Kezia yang begitu drastis.
"Ehm... ehm... ak-aku tidak tahu kenapa. Mungkin karena liburan semester panjang dan aku tidak ada kerjaan." Kezia beralasan.
"Kok bisa? Dulu-dulu, kamu tidak pernah kayak begini. Memang ada apa dengan kamu?" tanya Rudi heran.
"Kan aku sudah bilang, aku tidak tahu. Manusia kan bisa berubah sewaktu-waktu. Betul, kan?" ujar Kezia berbohong.
"Oh, begitu....aku mengerti." Rudi hanya bisa pasrah dan tak bisa mengorek-ngorek lagi lebih dalam.
"Kenapa kamu ajak aku ke sini? Bukannya kamu sudah tidak mau ketemu sama aku?"
"Memangnya tidak boleh, ya? Aku cuma kangen."
Deg-deg-deg....
Jantung gadis itu berdetak lebih kencang meskipun hanya berselang beberapa detik. Mukanya merah padam, terdiam dengan hati tak menentu. Seakan tak percaya atas pendengarannya sendiri. Seakan menyangsikan hadirnya sosok tampan yang telah mengucapkan kalimat manis tadi, sungguh pun ia nyata berada di hadapannya kini. Sosok yang yang sampai detik ini masih dinantikannya itu.
Tak percuma hari itu ia berdandan dengan sangat cantik dan modis. Namun sayangnya....
Ya, itu tadi!
Disesalinya perubahan badannya yang sekarang agak melar. Namun begitu, tak disadarinya, sesungguhnya kecantikan di wajah seorang Kezia masih terpancar apalagi kalau ia tersenyum. Tidak terhalangi oleh badannya yang kini agak gemuk. Setidaknya tidak sampai melebihi obesitas dan sejenisnya.
"Masa? Kangen? Bukannya kamu sudah lupa sama aku dan menghilang begitu saja? Kamu sudah jadian sama Jenny sekarang, kan?" tanya Kezia dalam nada menginterogasai.
"Aku sudah tidak sama dia lagi. Dia sudah mengkhianati aku. Mungkin aku kena karma. Aku jadi sadar kalau aku dulu sudah jahat banget sama kamu!" Rudi mencoba meraih tangan Kezia, tetapi gadis itu berusaha menghindar. "Kenapa? Kamu sudah lupakan aku selama ini? Sudah tidak ada perasaan sayang lagi?"
"Bukan begitu!" elak Kezia.
"Tapi, kenapa?" tuntut Rudi.
"Aku sudah tidak bisa percaya lagi sama kamu. Dan ditambah lagi, aku belum siap!"
"Belum siap kenapa? Aku maklum kalau kamu belum bisa percaya sama aku. Tapi belum siap karena apa?"
"Karena aku sekarang gemuk! Aku tidak pantas bersanding di samping kamu!"
"Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, Kez. Asal kamu janji untuk menguruskan badan, diet, atau apalah namanya. Jadinya kamu juga yang cantik, kan? Pokoknya, aku tetap sayang sama kamu."
"Apa benar? Kamu pasti bohong! Jangan kamu sakitI hati aku lagi! Please!"
"Iya, aku janji!"
Di cafe itulah Rudi dan Kezia kembali merajut hubungan percintaan mereka kembali. Kezia seolah-olah melupakan begitu saja perbuatan Rudi yang 'mendepak'nya karena kegemukan. Ia berselingkuh dengan gadis lain yang bertubuh langsing, Jenny. Namun sekarang cowok itu datang, dan kembali mengumbar kalimat gombal yang lebih dahsyat dari 'rayuan pulau kelapa'. Sehingga seorang Kezia dapat dibuainya hanya dengan sebaris kalimat maaf. Kali ini emosi dan ruapan amarah hati Kezia meluyak menjadi rindu dan sayang. Terhadap pemuda yang pernah mencampaknya begitu saja. Dan pemuda bernama Rudi itu berjanji dengan sungguh-sungguh akan menjaga Kezia dengan baik. Serta melunakkan standar pasangan yang diinginkannya, yaitu harus berbadan langsing.
***
Kezia menangis bahagia di atas tempat tidurnya. Di dalam kamar tidur yang bernuansa merah-jambu serta terdapat banyak hiasan bunga dan boneka. Rupanya, doa yang telah dihaturkan selama delapan bulan terakhir ini didengar oleh Tuhan. Rudi kembali lagi ke pelukannya. Tak percuma ia tetap setia dan menutup hatinya terhadap pemuda manapun yang mencoba mendekatinya.
Tok-tok-tok....
"Kezia, sudah malam. Ayo turun makan malam!" seru Mama sambil mengetuk pintu.
"Ehm... Kezia tidak lapar, Ma! Tadi juga sudah makan."
"Ah, yang benar? Ya sudah, tapi jangan bohong, ya?"
"Iya."
Rasa lapar Kezia hilang begitu saja tertutup oleh kebahagiaan. Padahal, sedari tadi ia hanya makan sereal di pagi hari dan minum jus mangga di cafe tadi bersama Rudi. Keinginan untuk diet tiba-tiba muncul mengikrar di dalam angannya. Ia jelas tidak ingin mengecewakan Rudi yang begitu tampan.
Kez, cinta itu platonis! Ia tidak berpamrih. Ia mau menerima kamu apa adanya! Jadi, untuk apa kamu menyiksa diri berlapar-lapar begitu? Jadinya, kamu bisa jatuh sakit lagi!
Suara hatinya muncul begitu saja begitu ia menutup mata sebentar. Tak diindahkannya suara batinnya tersebut, dan meneguhkan tekadnya untuk tetap berdiet keras supaya menjadi langsing. Tidak ada salahnya kan mempunyai tubuh langsing seperti dulu? Lagian, kan lebih sehat! begitu dalihnya dalam hati. Sesaat kemudian, lambungnya mulai mengeriut keroncongan, dan itu merupakan sirine kalau ia harus makan. Namun ia hanya menahan lapar dengan rasa sakit yang luar biasa.
Di dalam 'penyiksaan diri', ia bangkit dari tidurnya. Meraih buku hariannya di laci meja belajarnya. Dibukanya lagi buku hariannya yang bersampul putih bergambar piano dengan tuts-tuts khas hitam dan putihnya. Begitu dibuka, selembar kartu ucapan dari Olive, sahabatnya, terjatuh. Kartu ucapan yang berisi kata-kata bijak:
'Jangan pernah lagi menyentuh bagian lama dalam kehidupanmu yang telah membuatmu sedih, bingung dan menangis. Itu bukanlah kebahagiaan. Kebahagiaan itu pasti akan membuatmu bertumbuh dan tidak berkutat jatuh bangun di dalam lubang yang sama.'
Kezia teringat lagi kata-kata penghibur yang pernah dilontarkan sahabatnya itu
"Lupakan Rudi, Kez. Kalau dia memang cinta sama kamu, dia pasti menerima kamu apa adanya. Dia bisa menerima kehadiran kamu utuh sebagai seorang kekasih, bukan dari bentuk fisik. Bukan dari tubuh langsing atau gemuk, ringkih atau gembrot. Tapi murni berlandaskan hati."
Mengingat kalimat itu, airmata Kezia menitik. Tangannya refleks membuka lembar demi lembar buku hariannya itu. Ada begitu banyak tulisan yang menggambarkan hatinya yang patah dan retak karena Rudi. Rudi yang lebih memilih Jenny hanya lantaran perkara sepele. Langsing! Dalam intuisinya pula, Kezia merasa Jenny itu lebih cantik, pintar, kaya dan lebih segalanya darinya. Dilema pun muncul karena ia baru saja menyentuh masa lalu itu kembali, dan menerima meskipun pernah demikian menyakitkannya. Padahal, ia sudah berjanji kepada Olive untuk melupakan Rudi. Sebab ia sadar, sudah begitu banyak segi kehidupannya yang berantakan gara-gara Rudi. IPK-nya turun drastis. Badannya yang bertambah gemuk tak terkontrol karena stres. Hubungan dengan keluarga dan teman-temannya yang semakin renggang karena keegoisan Rudi yang melarangnya terlampau bergaul dengan kawan-kawan lamanya.
Sekarang, mestikah ditepisnya janjinya kepada Olive untuk memulai segalanya dengan hari yang baru, dan tak terkungkung oleh wajah tampan Rudi?
"Jangan musuhi makanan, Kezia! Makanan bukan musuhmu. Makanan adalah sahabat kita. Dia menopang hidup kita, menjadi darah dan daging bagi fisik kita. Musuhmu adalah dirimu sendiri, yang tidak dapat melupakan masa lalu."
Kezia tersedu. Olive memang sedang tidak berada di hadapannya. Olive sedang tidak memarahi, terlebih-lebih menghakiminya. Tetapi ia merasa menjadi seorang pidana mati yang dilematis.
Ah, cinta itu memang telah membutakan nuraninya.
***
Seminggu kemudian....
Diet ketat yang telah dilakukan Kezia rupanya cukup berhasil. Bobotnya turun dari 65 kg menjadi 62 kg. Senyum bahagia tampak jelas di wajahnya. Celana pensil yang tadinya agak sempit kini sedikit lebih longgar. Ia juga menyiapkan kue nastar buatannya sendiri untuk dibawakan ke rumah Rudi. Kezia memang ahli dalam hal memasak dan membuat kue. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa tubuhnya gemuk karena ia harus mencoba masakan dan kue-kue yang dibuatnya sendiri.
"Tante, Rudi-nya ada?" tanya Kezia pada Mamanya Rudi.
"Kezia? Oh, Rudi-nya lagi pergi sama Natasya."
"Natasya siapa, Tante? Temannya Rudi, ya?"
"Rudi belum kasih tahu kamu, ya? Mereka berdua kan sudah mau tunangan! Mereka lagi pergi ke toko emas pesan cincin," ujar Mamanya Rudi sambil tersenyum.
DUAARRRRRT!
Kezia merasakan gemuruh berdentam di atas kepalanya. Ia lunglai dan tubuhnya melimbung seketika. Ditahannya sekuat mungkin airmata yang meruap di pelupuk matanya dengan kerongkongan memerih. Toples kue nastar yang akan diserahkannya pada Rudi terjatuh, dan isinya terburai berantakan. Kezia tidak menjawab apapun dan langsung meninggalkan tempat kejadian. Tangisnya meledak, tak mampu dibendungnya lagi.
"Kezia, kamu tidak apa-apa?" tanya Mamanya Rudi prihatin, separo berteriak dan berusaha mengejar Kezia yang sudah membuka pintu mobilnya.
***
Buku harian tempat pencurahan hatinya itu kembali terisi....
'Aku hanya budak cinta yang gemuk. Pacarku pergi meninggalkan aku karena aku gemuk. Padahal, gemuk itu alamiah dan merupakan proses pertumbuhan yang tak dapat aku elakkan. Namun, ia tidak bisa menerimanya. Percuma saja aku hidup karena kalaupun aku kurus, aku tidak bisa meraihnya kembali. Selamat tinggal!'
Dengan wajah sembab dan berurai airmata, Kezia mengambil sebilah pisau silet dari toilet. Diletakkannya mata pisau silet di atas pergelangan tangan kirinya. Bermaksud memotong urat nadi yang mengalirkan darah di sana. Dan baru saja ia hendak mengiris urat nadinya, tiba-tiba Olive masuk mementangkan pintu kamarnya.... ©
Dikutip dari : www.cafenovel.com
Diposting oleh rHiena sariyanti di 11.12 0 komentar